watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

BERCINTA DENGAN IBU MUDA

Sebut saja namaku Reynold 30 tahun, 170/65
berparas seperti kebanyakan orang pribumi dan
kata orang aku orangnya manis, atletis, hidung
mancung, bertubuh sexy karena memang aku
suka olah raga. Aku bekerja sebagai karyawan di
salah satu perusahaan besar di kota Surabaya
dan statusku married. Perlu pembaca ketahui
bahwa sebelum aku bekerja di Surabaya ini, aku
adalah tergolong salah satu orang yang minder
dan kuper karena memang lingkungan keluarga
mendidik aku sangat disiplin dalam segala hal.
Dan aku bersyukur sekali karena setelah keluar
dari rumah (baca:bekerja), banyak sekali
kenyataan hidup yang penuh dengan “warna-
warni” serta “pernah-pernik”nya.
Kisah ini berawal terjadi sebagai dampak
seringnya aku main chatting di kantor di saat
kerjaan lagi kosong. Mulai muda aku adalah
termasuk seorang penggemar sex education,
karena buat aku sex adalah sesuatu yang indah
jika kita bisa menerjemahkannya dalam bentuk
visualnya. Dan memang mulai SD, SMP sampai
SMA hidup aku selalu dikelilingi cewek-cewek
yang cakep karena memang aku bisa menjadi
“panutan” buat mereka, itu terbukti dengan selalu
terpilihnya aku menjadi ketua osis selama aku
menempuh pendidikan.
Kembali pada ceritaku, dunia chatting adalah
‘accses’ untuk mengenal banyak wanita dengan
segala status yang mereka miliki; mulai ABG,
mahasiswi, ibu muda sampai wanita sebaya, di
luar jam kantor. Dan mulai dari sinilah aku mulai
mengenal apa itu “kehidupan sex having fun”.
Suatu hari aku chatting dengan menggunakan
nickname yang menantang kaum hawa untuk
pv aku, hingga masuklah seorang ibu muda
yang berumur 32 tahun sebut saja namanya
Reny. Reny yang bekerja di salah satu
perusahaan swasta sebagai sekretaris dengan
paras yang cantik dengan bentuk tubuh yang
ideal (itu semua aku ketahui setelah Reny sering
kirim foto Reny email aku). Kegiatan kantor aku
tidak akan lengkap tanpa online sama dia setiap
jam kantor dan dari sini Reny sering curhat
tentang kehidupan rumah tangganya. Karena kita
berdua sudah sering online, Dia tidak segan-
segan menceritakan kehidupan sex nya yang
cenderung tidak bisa menikmati dan meraih
kepuasan. Kami berdua share setiap kesempatan
online atau mungkin aku sempatkan untuk call
dia.
Hingga suatu hari, kami putuskan untuk jumpa
darat sepulang jam kantor, aku lupa tanggal
berapa tapi yang pasti hari pertemuan kami
tentukan bersama hari Jum’at. Setelah
menentukan dimana aku mau jemput, sepulang
kantor aku langsung kendarai mobil butut
starletku untuk meluncur di tempat yang
janjikan. Dengan perasaan deg-deg an,
sepanjang perjalanan aku berfikir secantik apakah
Reny yang usianya lebih tua dari aku 2 tahun.
Dan pikiranku terasa semakin amburadul ketika
aku bener-bener ketemu dengan Reny. Wow!
Aku berdecak kagum dengan kecantikan Reny,
tubuhnya yang sexy dengan penampilannya
yang anggun membuat setiap kaum adam
berdesir melihatnya. Tidak terlihat dia seorang
ibu muda dengan 3 orang anak, Reny adalah
sosok cewek favorite aku. Mulai dari wajahnya,
dadanya, pinggulnya dan alamak.. pantatnya
yang sexy membuat aku menelan ludahku
dalam-dalam saat membayangkan bagaimana
jika aku bisa bercinta dengan Reny.
Tanpa pikir panjang dan menutupi kegugupan
aku. Aku memancing untuk menawarkan pergi
ke salah satu motel di sudut kota (yang aku tahu
dari temanku). Sepanjang perjalanan menuju
hotel, jantungku berdetak kencang setiap melirik
paras Reny yang cantik sekali dan aku
membayangkan jika aku dapat menikmati
bibirnya yang tipis.. Dan sepanjang itu juga “adik
kecilku” mulai bangkit dari tidurnya. Tidak lama
sampailah kami di salah satu Motel, aku langsung
memasukan mobilku kedalam salah satu kamar
102.
Didalam kamar aku sangat grogi sekali
bertatapan dengan wajah Reny..
“Met kenal Reynold,” Reny membuka obrolan.
“hey Reny..,” aku jawab dengan gugup.
Aku benar-benar tidak percaya dengan yang aku
hadapi, seorang ibu rumah tangga yang cantik
sekali, sampai sempat aku berfikir hanya suami
yang bego jika tidak bisa menyayangi wanita
secantik Reny.
Kami berbicara hanya sekedar intermezo saja
karena memang kami berdua tampak gugup
saat pertemuan pertama tersebut. Sedangkan
jantungku berdetak keras dibareng “adik kecilku”
yang sudah meronta ingin unjuk gigi.
“Reynold meskipun kita di sini, tidak apa-apakan
jika kita tidak bercinta,” kata Reny.
Aku tidak menjawab sepatah katapun, dengan
lembut aku gapai lengannya untuk duduk di tepi
ranjang. Dengan lembut pula aku rangkul dia
untuk rebahan diranjang dan tanpa terasa
jantungku berdetak keras, bagaikan dikomando
aku menciumi leher Reny yang terlihat sanagt
bersih dan putih.
“Reny kamu sangat cantik sayang..,” aku
berbisik.
“Dann.. jangan please..,” desahan Reny
membuat aku terangsang.
Lidahku semakin nakal menjelajahi leher Reny
yang jenjang.
“Akhh Reynold..”
Tanpa terasa tanganku mulai nakal untuk
menggerayangi payudara Reny yang aku
rasakan mulai mengencang mengikuti jilatan
lidahku dibalik telinganya.
“Ooohh.. Danddyy..”
Reny mulai mengikuti rangsangan yang aku
lakukan di dadanya. Aku semakin berani untuk
melakukan yang lebih jauh..
“Reny, aku buka jas kamu ya, biar tidak kusut..,”
pintaku.
Reny hanya mengikuti pergerakan tanganku
untuk memreteli jasnya, sampai akhirnya dia
hanya mengenakan tanktop warna hitam.
Dadaku semakin naik turun, ketika pundaknya
yang putih nampak dengan jelas dimukaku.
Setelah jas Reny terbuka, aku berusaha naik di
tubuh dia, aku ciumi bibir Reny yang tipis,
lidahku menjelajahi bibirnya dan memburu lidah
Reny yang mulai terangsang dengan aktivitas
aku. Tanganku yang nakal mulai menarik tanktop
warna hitam dan..
Wow.. tersembul puting yang kencang.. Tanpa
pikir panjang aku melepas lumatan di bibir Reny
untuk kemudian mulai melpeas BH dan menjilati
puting Reny yang berwana kecoklatan. Satu dua
kali hisapan membuat puting Reny berdiri
dengan kencang.. sedangkan tangan kananku
memilin puting Reny yang lain nya.
“Ooohh Danndyy.. kamu nakal sekali sayang..,”
rintih Reny.
Dan saat aku mulai menegang..
“Tok.. tok.. tok.. room service.” Ahh.. sialan
pikirku, menganggu saja roomboys ini. Aku
meraih uang 50.000-an dikantong kemejaku
dengan harapan supaya dia cepat pergi.
Setelah roomboy’s pergi, aku tidak memberikan
kesempatan untuk Reny bangkit dari pinggir.
Parfum Reny yang harum menambah gairah
aku untuk semakin berani menjelajahi seluruh
tubuhnya. Dengan bekal pengetahuan sex yang
aku ketahui (baik dari majalah, film BF maupun
obrolan-obrolan teman kantor), aku semakin
berani berbuat lebih jauh dengan Reny. Aku
beranikan diri untuk mulai membuka CD yang
digunakan Reny, dan darahku mendesir saat
melihat tidak ada sehelai rambutpun di bagian
memek Reny. Tanpa berfikir lama, aku langsung
menjilati, menghisap dan sesekali memasukkan
lidahku ke dalam lubang memek Reny.
“Oohh.. Dan.. nikmat.. sayang,” Reny merintih
kenikmatan setiap lidahku menghujam lubang
memeknya dan sesekali menekan kepalaku
untuk tidak melepaskan kenikmatan itu. Dan
disaat dia sedang menikmati jilatan lidahku,
telunjuk jari kiriku aku masukkan dalam lubang
memek dan aku semakin tahu jika dia lebih bisa
menikmati jika diperlakukan seperti itu. Terbukti
Reny menggeliat dan mendesah disetiap gerakan
jariku keluar masuk.
“Aakkhh Dann.. kamu memang pintar sayang..,”
desah Reny.
Disaat kocokkan jariku semakin cepat, Reny
sudah mulai memperlihatkan ciri-ciri orang yang
mau orgasme dan sesat kemudian..
“Dann.. sayang.. aku nggak tahan.. oohh.. Dan..
aku mau..” visa menggelinjang hebat sambil
menggapit kedua pahanya sehingga kepalaku
terasa sesak dibuatnya.
“Daann.. ookkhh.. aakuu keluaarr.. crut-crut-
crut.”
Reny merintih panjang saat clitorisnya
memuntahkan cairan kental dan bersamaan
dengan itu, aku membuka mulut aku lebar-lebar,
sehingga carian itu tidak ada yang menetes
sedikitpun dalam mulutku.
Aku biarkan Reny terlentang menikmati
orgasmenya yang pertama, sambil membuka
semua pakaian yang aku kenakan, aku
memperhatikan Reny begitu puas dengan
foreplay aku tadi, itu terlihat dari raut wajahnya
yang begitu berbinar-binar. Tanpa memberi
waktu panjang, aku segera menghampiri
tubuhnya yang masih lemas dan menarik
pinggulnya dipinggir ranjang, dan tanpa pikir
panjang penisku yang berukuran 19 cm dengan
bentuk melengkung, langsung menghujam
celah kenikmatan Reny dan sontak meringis..
“Aaakhh.. Reynold..,” desah Reny saat penisku
melesak kedalam lubang memeknya.
“Reynoldy.. penis kamu besar sekali.. aakkh..”
Aku merasakan setiap gapitan bibir memeknya
yang begitu seret, sampai aku berfikir suami
macam apa yang tidak bisa merasakan
kenikmatan lubang senggama Reny ini?
Aku berpacu dengan nafsu, keringatku
bercucuran seperti mandi dan menetes diwajah
Reny yang mulai aku rasakan sangat menikmati
permainan ini.
“Danddyy.. sudah.. sayang.. akhh..” sembari
berteriak panjang aku rasakan denyutan bibir
memek mengapit batang penisku. Dan aku
rasakan cairan hangat mulai meleleh dari memek
Reny. Aku tidak mempedulikan desahan Reny
yang semakin menjadi, aku hanya berusaha
memberikan kepuasan bercinta, yang kata Reny
belum pernah merasakan selama berumah
tangga. Setiap gerakan maju mundur penisku,
selalu membuat tubuh Reny menggelinjang
hebat karena memang bentuk penisku agak
bengkok ke kiri.
Tiba-tiba Reny mendekap tubuhku erat dan aku
tahu itu tanda dia mencapai orgasme yang
kedua kalinya. Penisku bergerak keluar masuk
dengan cepat dan..
“Dann.. aku.. mau.. keluarr lagi.. aakk.. Kamu
hebat sayang, aku.. nggak tahan..,” seiring
jertian itu, aku merasakan cairan hangat meleleh
disepanjang batang penisku dan aku biarkan
sejenak penisku dalam memeknya.
Sesaat kemudian aku melepas penisku dan
mengarahkan ke mulut Reny yang masih
terlentang. Aku biarkan dia oral penisku.
“Ahh..,” sesekali aku merintih saat giginya
mengenai kepala penisku. Disaat dia asik
menikmati batang penisku, jariku yang nakal,
mulai menelusuri dinding memek Reny yang
mulai basah lagi.
“Creek.. crekk.. crek..,” bunyi jariku keluar masuk
dilubang memek Reny.
“Ohh.. Reynold.. enak sekali sayang..”
1.. 2.. 3.. 4.. 5.. jariku masuk bersamaan ke
lubang memek Reny. Aku kocok keluar masuk..,
sampai akhirnya aku nggak tahan lagi untuk
mulai memasukkan penisku, untuk
menggantikan 5 jariku yang sudah
“memperkosa” lubang kewanitaannya.
Dan..
“Ohh.. sayang aku keluar lagi..”
Orgasme yang ketiga diraih oleh Reny dalam
permainan itu dan aku langsung meneruskan
inisiatif menindih tubuh Reny, berkali-kali aku
masukkan sampai mentok.
“Aaakhh.. sayang.. enak sekali.. ohh..,” rintih
Reny. Bagaikan orang mandi, keringatku kembali
berkucuran, menindih Reny..
“Sayang aku boleh keluarin di dalam..,” aku
tanya Reny.
“Jangan.. aku nggak mau, entar aku hamil,” jelas
Reny.
“Nggak deh sayang jangan khawatir..,”
rengekku.
“Jangan Reynoldy.. aku nggak mau..,” rintihan
Reny membuat aku semakin bernafsu untuk
memberikan orgasme yang berikutnya.
“Akhh.. oohh.. Reynold.. sayang keluarin kamu
sayang.. aakkhh..,” Reny memintaku.
“Kamu jangan tunggu aku keluar Reynold..
please,” pinta Reny.
Disaat aku mulai mencapai orgasme, Reny
meminta berganti posisi diatas.
“Danndy aku pengen diatas..”
Aku melepas penisku dan langsung terlentang.
Reny bangkit dan langsung menancapkan
penisku dlam-dalam di lubang kewanitaannya.
“Akhh gila, penis kamu hebat banget Reynold
asyik.. oohh.. enak..,” Reny merintih sambil
menggoyangkan pinggulnya.
“Aduhh enak Reynold.. ”
Goyangan pinggul Reny membuat gelitikan halus
di penisku..
“Reny.. Reny.. akh..,” aku mengerang
kenikmatan saat Reny menggoyang pinggulnya.
“Reynold.. aku mau keluar sayang..,” sambil
merintih panjang, Reny menekankan dalam-
dalam tubuhnya hingga penisku “hilang” ditelan
memeknya dan bersamaan dengan itu aku
sudah mulai merasakan orgasme sudah diujung
kepala.
“Reny.. Reny.. ahh..”
Aku biarkan spermaku muncrat di dalam
vagianya.
“Croot.. croot..” semburan spermaku langsung
muncrat dalam lubang Reny, tetapi tiba-tiba
Reny berdiri.
“Aakhh Reynold nakal..”
Dan Reny berlari berhamburan ke kamar mandi
untuk segera mencuci spermaku yang baru
keluar dalam memeknya, karena memang dia
tidak menggunakan pernah menggunakan KB.
Permainan itu berakhir dengan penuh
kenikmatan dalam diri kami berdua, karena baru
saat bercinta denganku, dia mengalami multi
orgasme yang tidak bisa digambarkan dengan
kata-kata.
“Reynold, kapan kamu ada waktu lagi untuk
lakukan ini semua sayang,” tanya Reny.
Aku menjawab lirih, “Terserah Reny deh, aku
akan selalu sediakan waktu buatmu.”
“Makasih sayang.. kamu telah memberikan apa
yang selama ini tidak aku dapatkan dari suami
aku,” puji Reny.
“Dann.. kamu hebat sekali dalam bercinta.. aku
suka style kamu,” sekali lagi puji Reny.
Pertemuan pertama ini kita akhiri dengan
perasaan yang tidak bisa digambarkan dengn
kata-kata, dan hanya kami berdua yang bisa
rasakan itu. Aku memang termasuk orang yang
selalu berusaha membuat pasanganku puas dan
aku mempuyai fantasi sex yang tinggi sehingga
tidak sedikit abg, mahasiswi dan ibu muda yang
hubungi aku untuk sekedar membantu
memberikan kepuasan buat mereka.


Adult | GO HOME | Exit
1/3028
U-ON

inc Powered by Xtgem.com